Senin, 26 Desember 2016

Pilar Pendidikan Karakter

SEMBILAN PILAR PENDIDIKAN KARAKTER

21 Desember 2016
Sebagai insan pentingnya mempunyai karakter yang disukai oleh Tuhan dan Manusia, kataker yang baik harus ditanamkan dari usia dini agar ketika tumbuh dewasa menjadi manusia yang bermanfaat dan mampu berdaya saing dengan manusia – manusia lainya, tentu saja hal tersebut dilalui dengan mempelajari Pendidikan Karktakter baik dirumah, disekolah, maupun dilingkungan masyarakat. Apa pendidikan karakter itu?.. Pendidikan merupakan sarana strategis dalam pembentukan karakter. Hal ini diperkuat oleh pendapat Ki Supriyoko (2004:419) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah ara strategis untuk meningkatkan kualitas manusia. Pendidikan yang melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan oleh Dr. Martin Luther King, yakni; Intelligence plus character.. that in the goal of true education (kecerdasan yang berkarakter.. adalah tujuan akhir pendidikan yag sebenarnya).

Dalam mewujudkan pendidikan karakter, tidak dapat diwujudkan tanpa penanaman nilai – nilai (Azra, 2002:175). Terdapat sembilan pikal karakter yang berasala dari nilai –nilai universal, yaitu: pertama, karakter cinta Ruhan dan segenap ciptaan – Nya; kedua, kemandirian dan tanggung jawab; ketiga, kejujuran/amanah; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong – royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerjakeras; ketujuh kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah ahti; kesembilan; karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Untuk menanmkan nilai –nilai tersebut harus penggunkan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good.

Knowing the good bisa mudah diajarkan, sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah itu harus menumbuhkan rasa feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Dengan cara demikian akan tumbuh kesadaran bahwa orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan maka activ the good itu berubah menjadi kebiasaan. Karakter ini sangat penting diperlukan sebgai modal dasr untuk memecahkan masalah besar yang menjadi kar kemunduran bangsa kita selama ini, seperti korupsi, konflik yang berkepanjangan, serta semangat kerja dan semangat belajar yang rendah.

Muslich Masnur. 2011. Pendidikan Karakter “Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional”. Jakarta: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar