Sabtu, 17 September 2016

[INDEKS] Daftar Artikel Filsafat

1.Filsafat
2.Biografi Immanuel Kant
3.Apakah yang boleh kita lakukan?
4.Apakah yang dapat kita ketahui?
5.Hubungan Filsafat dengan pemikiran
6.hubungan Filsafat dengan Ilmu.
7.HAL YANG MEMAKSA BERFIKIR SEJALAN DENGAN FLSAFAT.
8.alam pemikiran filsafat
9.Filsafat barat modern
10.JAWABAN DARI PERTNYAAN "Hubungan Filsafat dengan Agama"
11.Pengertian Filsafat
12.Filosofi moral,logika dan politik dalam spiritualis
13.Dua jalur menuju harapan dalam filafat(pendapat)
14.Dunia dan pengalaman dalam Filsafat
15.Hubungan antara filsafat dengan agama
16.Tokoh- tokoh Aliran Esensialisme
17.FILSAFAT ILMU DAAN FILSAFAT BERTANYA
18.PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA
19.FILOSOFI PRINSIP DESIGN GRAFIS
20.HUBUNGAN FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
21.REALITA HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN
22.FILSAFAT ALAM
23.Filsafat Politik
24.Filosofi Perjuangan
25.Filsafat Ilmu Sekular
26.Filsafat Nilai Dalam Pendidikan
27.Filsafat Agama
28.Metode Pengenalan Wilayah Sumber Filsafat
29.Metode Historis
30.Metode Sistematis
31.Nilai-nilai Sosial
32.Teori Kebenaran Menurut Filsafat
33.Hubungan Epistemologi, Metode dan Metodologi.
34.Teori Kebenaran Menurut Filsafat pendidika
35.Pengertian Eksistensialisme
36.Plurarisme
37.Plurarisme
38.Umat islam berfilsafat
39.Historis Filsafat Islam
40.Objek Filsafat Agama Islam
41.Filosofi Bambu dalam pertumbuhannya
42.PENDEKATAN TRADISIONAL
43.PENDEKATAN PROGRESIF
44.Aliran Perennialisme
45.Aliran Esensialisme
46.Aliran Progressivisme
47.objek Kajian Filsafat
48.Filsafat hidup si Smart
49.FUNGSI HUKUM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
50.Pemipin Islam
51.Filsafat Ilmu moderen
52.Filsafat Kehidupan dalam keseharian
53.Pilar Pendidikan Karakter
54.Manfaat Ber-Filsafat
55.Sejarah Timbulnya Filsafat
56.Karakteristik Filsafat
57.Guna Filsafat bagi Manusia
58.Hakikat Perkembangan peserta didik
59.Filsafat perkembangan psikologi
60.Pendidikan untuk Manusia
61.Manusia Layak berpendidikan
62.PROGRESIVISME DAN REKONSTRUKSIONALISME
63.Filsafat Pendidikan dan Manusia
64.Filsafat Pendidikan dan Manusia
65,Pancasila secara Ontologi
66.Pancasila Secara Historis(filsafat)
67.Pancasila Seecara Etimologi
68.Hakikat Seorang Individu
69.Budaya Banten
70.Visi pemikiran Immanuel Kant
71.Kualifikasi Pendidikan secara Yuridis
72.Pragmatisme di dalam proses Pendidikan
73.Sejarah dalam Filsafatnya
74.Paradigma Sosial
75.Sumber pengetahuan Filsafat
76.Rasionalisme dan Empirisme
77.Kajian mengenai Idealisme
78.Kajian mengenai Naturalisme
79.kajian mengenai Imperialisme
80.Filsafat Terapan
81.Filsafat yang berlogika
82.Bahasa dan Filsafat Bahasa
83.Ranah pembahsan Filsafat
84.pandangan pesikologi guru
85.Takdir dan Filsafat
86.Ilmu dan Filsafat
87.Filsafat dan Penciptanya
88.4 Pertanyaan
89.Hati Dan Otak
90.Interaksi Antar Masyarakat(interaksi Sosial)
91.Filsafat Sumber Pengetahuan
92.Filsafat Ilmu Pengetahuan
93.Masyarakat Kota dan Desa
94.Filsafat konsep pendidikan Aktif
95.Dendam dalam kehidupan
96.Filosofi hidup dengan pemikiran
97.Filosofi Pikiran
98.Filsafat pendidikan dan Cinta
99.Filsafat Wujud Ibnu Sina
100.Konsep Psikologi Moral dalam beragama
101.Tekad Ber-Iman dalam Filsafat
102.Respon Dan kelemahan dalam Filsafat
103.Sains dan Spiritualis
104.Filosofi antar Tindakan Dan Hati
105.Perkembangan Moral dan Spiritual di sekolah
106.Zaman Klasik dalam Historis
107.Pandangan Quinton
108.Teori moralitas daan Spiritualitas
109.Guru Dan Filsafat pendidika
110.Filosofi lambang atau logo Banten
111.Pandangan absolutis dalam pengetahuan matematika



BIOGRAFI IMMANUEL KANT

Untuk tulisan selanjutnya mengenai Filsafat saya akan membahas mengenai 4 persoalan mengenai pertanyaan Immanuel kant mengenai kehidupan,sebelumnya saya akan menjabarkan beberapa informasi mengenai Immanuel Kant terleih dahulu.

Biografi Immanuel Kant - Filsuf Besar Jerman
Immanuel Kant
Lahir: 22 April 1724 Königsberg, Kerajaan Prusia
Meninggal: 12 Februari 1804,Kerajaan Prusia
Kediaman: Kerajaan Prusia
Kebangsaan: Jerman
Era: Filsafat abad ke-18
Aliran: Kantianisme, Filsafat Pencerahan

           
Gagasan penting: Imperatif Kategoris, Transendental Idealisme, Sintetik a priori, Ansichtslosigkeit · Sapere aude, Hipotesis nebula.

Immanuel Kant dilahirkan pada tahun 1724 di Königsberg dari pasangan Johann Georg Kant, seorang ahli pembuat baju zirah (baju besi), dan Anna Regina Kant. Setelah itu, ayahnya kemudian dikenal sebagai ahli perdagangan, tetapi pada tahun 1730-1740 perdangangan di Königsberg mengalami kemerosotan. Hal ini memengaruhi bisnis ayahnya dan membuat keluarga mereka hidup dalam kesulitan. Ibunya meninggal pada saat Kant berumur 13 tahun, sedangkan ayah Kant meninggal saat dia berumur hampir 22 tahun.

Kant menempuh pendidikan dasar di Saint George's Hospital School, kemudian melanjutkan ke Collegium Fredericianum, sebuah sekolah yang berpegang pada ajaran Pietist. Keluarga Kant memang penganut agama Pietist, yaitu agama di Jerman yang mendasarkan keyakinannya pada pengalaman religius dan studi kitab suci. Pada tahun 1740, Kant menempuh pendidikan di University of Königsberg dan mempelajari tentang filosofi, matematika, dan ilmu alam. Untuk meneruskan pendidikannya, dia bekerja sebagai guru privat selama tujuh tahun dan pada masa itu, Kant mempublikasikan beberapa naskah yang berkaitan dengan pertanyaan ilmiah. Pada tahun 1755-1770, Kant bekerja sebagai dosen sambil terus mempublikasikan beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam topik. Gelar profesor didapatkan Kant di Königsberg pada tahun 1770.Immanuel Kant meninggal pada 12 Februari 1804 (umur 79) di Königsberg, Kerajaan Prusia.

Immanuel Kant adalah seorang filsuf besar Jerman abad ke-18 yang memiliki pengaruh sangat luas bagi dunia intelektual. Pengaruh pemikirannya merambah dari wacana metafisika hingga etika politik dan dari estetika hingga teologi. Lebih dan itu, dalam wacana etika ia juga mengembangkan model filsafat moral baru yang secara mendalam mempengaruhi epistemologi selanjutnya.
Telaah atas pemikiran Kant merupakan kajian yang cukup rumit, sedikitnya karena dua alasan. Pertama, Kant membongkar seluruh filsafat sebelumnya dan membangunnya secara baru sama sekali. Filsafatnya itu oleh Kant sendiri disebut Kritisisme untuk melawankannya dengan Dogmatisme. Dalam karyanya berjudul Kritik der reinen Vernunft (Kritik Akal Budi Murni, 1781/1787) Kant menanggapi, mengatasi, dan membuat sintesa antara dua arus besar pemikiran modern, yakni Empirisme dan Rasionalisme. Revolusi filsafat Kant ini seringkali diperbandingkan dengan revolusi pandangan dunia Copernicus, yang mematahkan pandangan bahwa bumi adalah datar.
Kedua, sumbangan Kant bagi Etika. Dalam Metaphysik der Sitten (Metafisika Kesusilaan, 1797), Kant membuat distingsi antara legalitas dan moralitas, serta membedakan antara sikap moral yang berdasar pada suara hati (disebutnya otonomi) dan sikap moral yang asal taat pada peraturan atau pada sesuatu yang berasal dan luar pribadi (disebutnya heteronomi).

Kehidupan awal
Immanuel Kant (lahir di Königsberg, Kerajaan Prusia, 22 April 1724 – meninggal di Königsberg, Kerajaan Prusia, 12 Februari 1804 pada umur 79 tahun). Kota itu sekarang bernama Kaliningrat di Rusia. Dia berasal dari keluarga pengrajin yang sederhana. Ketika Kant masih muda, usaha ayahnya bangkrut. Kehidupan meraka harus didukung oleh keluarga besar orang tuanya. Kant penuh dengan kerendahan hati dan sangat disiplin.
Immanuel Kant kemudian menjadi guru besar untuk logika dan metafisika di Universitas Konisberg. Dia secara rutin menyajikan kuliah tentang geografi fisik. Hal ini dilakukannya sepanjang tahun sampai tahun 1796. Dalam pengantar kuliahnya, dia selalu menegaskan tempat geografi dalam dunia ilmiah. Dia memberikan landasan falsafi bagi geografi sebagai pengetahuan ilmiah.
Minat Kant dalam geografi fisik tidak dir4ngsang oleh pengalamannya menghadapi alam di berbagai belahan dunia tetapi muncul dari penyelidikan filsofis atas pengetahuan empiris. Bagi Kant, geografi adalah ilmu empiris yang ingin menunjukkan alam sebagai suatu sistem. Geografi, menurutnya merupakan ilmu tentang fenomena fisik dan budaya yang tersusun dalam ruang bumi.

Pemikiran Kant tentang Moral
Deontologi berasal dari kata Yunani “deon” yang berarati apa yang harus dilakukan, kewajiban. Pemikiran ini dikembangkan oleh filosof Jerman, Immanuel Kant (1724- 1804). Sistem etika selama ini yang menekankan akibat sebagai ukuran keabsahan tindakan moral dikritik habis-habisan oleh Kant. Kant memulai suatu pemikiran baru dalam bidang etika dimana ia melihat tindakan manusia absah secara moral apabila tindakan tersebut dilakukan berdasarkan kewajiban (duty) dan bukan akibat. Menurut Kant, tindakan yang terkesan baik bisa bergeser secara moral apabila dilakukan bukan berdasarkan rasa kewajiban melainkan pamrih yang dihasilkan. Perbuatan dinilai baik apabila dia dilakukan semata-mata karena hormat terhadap hukum moral, yaitu kewajiban.

Kant membedakan antara imperatif kategoris dan imperatif hipotetis sebagai dua perintah moral yang berbeda. Imperatif kategoris merupakan perintah tak bersyarat yang mewajibkan begitu saja suatu tindakan moral sedangkan imperatif hipotesis selalu mengikutsertakan struktur “jika.. maka.. “. Kant menganggap imperatif hipotetis lemah secara moral karena yang baik direduksi pada akibatnya saja sehingga manusia sebagai pelaku moral tidak otonom (manusia bertindak semata-mata berdasarkan akibat perbuatannya saja). Otonomi manusia hanya dimungkinkan apabila manusia bertindak sesuai dengan imperatif kategoris yang mewajibkan tanpa syarat apapun. Perintah yang berbunyi “lakukanlah” (du sollst!). Imperatif kategoris menjiwai semua perbuatan moral seperti janji harus ditepai, barang pinjaman harus dikembalikan dan lain sebagainya. Imperatif kategoris bersifat otonom (manusia menentukan dirinya sendiri) sedangkan imperati hipotetis bersifat heteronom (manusia membiarkan diri ditentukan oleh faktor dari luar seperti kecenderungan dan emosi).

Berkenaan dengan pemikiran deontologinya, Kant mengemukakan duktum moralnya yang cukup terkenal: “bertindaklah sehingga maxim (prinsip) dari kehendakmu dapat selalu, pada saat yang sama, diberlakukan sebagai prinsip yang menciptakan hukum universal. Contoh tindalah moral “jangan membunuh” adalah besar secara etis karena pada saat yang sama dapat diunverasalisasikan menjadi prinsip umum, (berlaku untuk semua orang dimana saja kapan saja).

Pemikiran Etika Kant
Etika Immanuel Kant (1724-1804) diawali dengan pernyataan bahwa satu-satunya hal baik yang tak terbatasi dan tanpa pengecualian adalah “kehendak baik”. Sejauh orang berkehendak baik maka orang itu baik, penilaian bahwa sesorang itu baik sama sekali tidak tergantung pada hal-hal diluar dirinya, tak ada yang baik dalam dirinya sendiri kecuali kehendak baik. Wujud dari kehendak baik yang dimiliki seseorang adalah bahwa ia mau menjalankan Kewajiban. Setiap tindakan yang kita lakukan adalah untuk menjalankan kewajiban sebagai hukum batin yang kita taati, tindakan itulah yang mencapai moralitas, demikian menurut Kant. Kewajiban menurutnya adalah keharusan tindakan demi hormat terhadap hukum, tidak peduli apakah itu membuat kita nyaman atau tidak, senang atau tidak, cocok atau tidak, pokoknya aku wajib menaatinya. Ketaatanku ini muncul dari sikap batinku yang merupakan wujud dari kehendak baik yang ada didalam diriku. Menurut Kant ada tiga kemungkinan seseorang menjalankan kewajibannya, Pertama, ia memenuhi kewajiban karena hal itu menguntungkannya. Kedua, Ia memenuhi kewajibannya karena ia terdorong dari perasaan yang ada didalam hatinya, misalnya rasa kasihan. Ketiga, Ia memenuhi kewajibannya kerena kewajibannya tersebut, karena memang ia mau memenuhi kewajibannya. Tindakan yang terakhir inilah yang menurut Kant merupakan tindakan yang mencapai moralitas. Lalu Kant membedakan dua hal antara Legalitas dan Moralitas. Legalitas adalah pemenuhan kewajiban yang didorong oleh kepentingan sendiri atau oleh dorongan emosional.

Sedang Moralitas adalah Pemenuhan kewajiban yang didorong oleh keinginan memenuhi kewajiban yang muncul dari kehendak baik dari dalam diri. Selanjutnya Kant menjabarkan kriteria kewajiban moral, landasan epistemologinya bahwa tindakan moral manusia merupakan apriori akal budi praktis murni yang mana sesuatu yang menjadi kewajiban kita tidak didasarkan pada realitas empiris, tidak berdasarkan perasaan, isi atau tujuan dari tindakan. Kriteria kewajiban moral ini menurut Kant adalah Imperatif Kategoris. Perintah Mutlak demikian istilah lain dari Imperatif Kategoris, ia berlaku umum selalu dan dimana-mana, bersifat universal dan tidak berhubungan dengan tujuan yang mau dicapai. Dalam arti ini perintah yang dimaksudkan adalah perintah yang rasional yang merupakan keharusan obyektif, bukan sesuatu yang berlawanan dengan kodrat manusia, misalnya “kamu wajib terbang !”, bukan juga paksaan, melainkan melewati pertimbangan yang membuat kita menaatinya. Ada tiga Rumusan Imperatif kategoris menurut Kant, Pertama, “ Bertindaklah semata-mata menurut menurut maksim yang dapat sekaligus kau kehendaki menjadi hukum umum”.

Kata Maksim artinya adalah prinsip subyektif dalam melakukan tindakan. Maksim ini yang kemudian menjadi dasar penilaian moral terhadap tindakan seseorang, apakah tindakan moral yang berdasarkan maksimku dapat diuniversalisasikan, diterima oleh orang lain dan menjadi hukum umum?. Prinsip penguniversalisasian ini adalah ciri hakiki dari kewajiban moral. Rumusan kedua adalah “Bertindaklah sedemikian rupa sehingga engkau memperlakukan manusia entah didalam personmu atau didalam person orang lain sekaligus sebagai tujuan pada dirinya sendiri bukan semata-mata sebagai sarana belaka”. Maksudnya bahwa segala tindakan moral dan kewajiban harus menjunjung tinggi penghormatan terhadap person. Dua rumusan diatas tidak dapat berlaku jika tidak ada rumusan yang ketiga ini yaitu otonomi kehendak, tanpa otonomi kehendak, manusia tidak dapat bertindak sesuai dengan rumusan Imperatif Kategoris. Moralitas menurut Kant merupakan implikasi dari tiga Postulat antara lain; Kebebasan kehendak manusia, immortalitas jiwa dan Eksistensi Allah. Kehendak bebas manusia merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal karena terimplikasi langsung dalam kesadaran moral. Immortalitas jiwa menyatakan bahwa kebahagiaan tertinggi manusia tidak munggkin dicapai didunia tapi dikehidupan nanti. Dan Keberadaan Allah yang menjamin bahwa pelaksanaan kewajiban moral manusia akan merasakan ganjarannya dikemudian hari berupa kebahagiaan sejati. Ketiganya itu disebut Kant sebagai “Postulat” yaitu suatu kenyataan yang sungguh ada dan harus diterima, dan tidak perlu dibuktikan secara teoritis, ini merupakan hasil penyimpulan akal budi praktis atas moral manusia.

Daftar karya
1755: Allgemeine Naturgeschichte und Theorie des Himmels
1755: meditationum quaerandam de igne saccincta delinetatio
1755: Neue Erhellung der ersten Grundsätze metaphysischer Erkenntnisse
1756: Physische Monadologie
1756: Neue Anmerkungen zur Erläuterung der Theorie der Winde
1762: Die falsche Spitzfindigkeit der vier syllogistischen Figuren
1763: Versuch, den Begriff der negativen Größen in der Weltweisheit einzuführen
1763: Untersuchung über die Deutlichkeit der Grundsätze der natürlichen Theologie und Moral
1763: Der einzige mögliche Beweisgrund zu einer Demonstration für das Dasein Gottes
1764: Beobachtungen über das Gefühl des Schönen und Erhabenen
1764: Über die Krankheit des Kopfes
1766: Träume eines Geistersehers erläutert durch Träume der Metaphysik. (Über Emanuel Swedenborg)
1770: Über die Form und die Prinzipien der sinnlichen und intelligiblen Welt. (De mundi sensibilis atque intelligibillis forma et principiis.)
1775: Über die verschiedenen Rassen der Menschen
1781: 1. Auflage der Kritik der reinen Vernunft
1783: Prolegomena zu einer jeden künftigen Metaphysik, die als Wissenschaft wird auftreten können
1784: Idee zu einer allgemeinen Geschichte in weltbürgerlicher Absicht
1784: Beantwortung der Frage: Was ist Aufklärung
1785: Grundlegung der Metaphysik der Sitten
1786: Metaphysische Anfangsgründe der Naturwissenschaft
1786: Mutmaßlicher Anfang der Menschengeschichte
1787: Kritik der reinen Vernunft 2., stark erweiterte Auflage
1788: Kritik der praktischen Vernunft
1790: Kritik der Urteilskraft
1793: Die Religion innerhalb der Grenzen der bloßen Vernunft
1793: Über den Gemeinspruch: Das mag in der Theorie richtig sein, taugt aber nicht für die Praxis
1794: Das Ende aller Dinge
1795: Zum ewigen Frieden
1797: Die Metaphysik der Sitten
1798: Der Streit der Fakultäten
1798: Anthropologie in pragmatischer Hinsicht abgefasst

Sumber:

FILSAFAT

Untuk mengawali aktifitas yang akan saya lakukan dalam halaman blog ini saya Atas nama Rahmawati Intan Sopiyani mengucap salam dan maaf sedalam-dalamnya apabila dalam penulisan blog ini terdapat kesalahan dan menyinggung pihak-pihak tertentu.Blog ini saya buat untuk menulis beberapa pemikiran saya mengenai Filsafat,untuk mengawali Halaman ini saya akan menjabarkan sedikit mengenai pengertian Filsafat menurut beberapa ahli.
1.Plato(427SM-347SM).
                Filsafat adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada.Hal ini bermakna bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang memiliki tujuan menggapai kebenaran yang asli.
2.Al-Farabi(950M).
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
3.Immanuel Kant(1724-1804).
Filasafat adalah ilmu pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang mencakup beberapa persoalan yaitu: 1.Apa yang dapat kita ketahui? 2.apakah yang dapat kita kerjakan? 3.sampai di manakah penghargaan kita? 4.Apa manusia itu?
Maka saya simpulkan bahwa Filsafat adalah ilmu istimewa yang terbentuk atas dasar pemikiran seseorang atau sekelompok orang mengenai sebuah permasalahan dalam kehidupan bersosial  sedalam-dalamnya dengan menggunakan akal dan fikiran atau rasio yang memiliki hakikat untuk mendapatkan tujuan dalam kehidupan yang sebaik-baiknya.
Filsafat merupakan sebuah ilmu istimewa yang dapat di jadikan sebuah solusi dalam permasalahan social yang muncul dalam bermasyarakan hal ini di lakukan  guna mendapatkan solusi dari masalah yang timbul dalam masyarakat yang sebenar-benarnya dan atas pemikiran yang berdasarkan rasio yang bertujuan menjadikan kehidupan yang sebaik-baiknya.