1.Filsafat
2.Biografi Immanuel Kant
3.Apakah yang boleh kita lakukan?
4.Apakah yang dapat kita ketahui?
5.Hubungan Filsafat dengan pemikiran
6.hubungan Filsafat dengan Ilmu.
7.HAL YANG MEMAKSA BERFIKIR SEJALAN DENGAN FLSAFAT.
8.alam pemikiran filsafat
9.Filsafat barat modern
10.JAWABAN DARI PERTNYAAN "Hubungan Filsafat dengan Agama"
11.Pengertian Filsafat
12.Filosofi moral,logika dan politik dalam spiritualis
13.Dua jalur menuju harapan dalam filafat(pendapat)
14.Dunia dan pengalaman dalam Filsafat
15.Hubungan antara filsafat dengan agama
16.Tokoh- tokoh Aliran Esensialisme
17.FILSAFAT ILMU DAAN FILSAFAT BERTANYA
18.PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA
19.FILOSOFI PRINSIP DESIGN GRAFIS
20.HUBUNGAN FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
21.REALITA HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU PENGETAHUAN
22.FILSAFAT ALAM
23.Filsafat Politik
24.Filosofi Perjuangan
25.Filsafat Ilmu Sekular
26.Filsafat Nilai Dalam Pendidikan
27.Filsafat Agama
28.Metode Pengenalan Wilayah Sumber Filsafat
29.Metode Historis
30.Metode Sistematis
31.Nilai-nilai Sosial
32.Teori Kebenaran Menurut Filsafat
33.Hubungan Epistemologi, Metode dan Metodologi.
34.Teori Kebenaran Menurut Filsafat pendidika
35.Pengertian Eksistensialisme
36.Plurarisme
37.Plurarisme
38.Umat islam berfilsafat
39.Historis Filsafat Islam
40.Objek Filsafat Agama Islam
41.Filosofi Bambu dalam pertumbuhannya
42.PENDEKATAN TRADISIONAL
43.PENDEKATAN PROGRESIF
44.Aliran Perennialisme
45.Aliran Esensialisme
46.Aliran Progressivisme
47.objek Kajian Filsafat
48.Filsafat hidup si Smart
49.FUNGSI HUKUM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
50.Pemipin Islam
51.Filsafat Ilmu moderen
52.Filsafat Kehidupan dalam keseharian
53.Pilar Pendidikan Karakter
54.Manfaat Ber-Filsafat
55.Sejarah Timbulnya Filsafat
56.Karakteristik Filsafat
57.Guna Filsafat bagi Manusia
58.Hakikat Perkembangan peserta didik
59.Filsafat perkembangan psikologi
60.Pendidikan untuk Manusia
61.Manusia Layak berpendidikan
62.PROGRESIVISME DAN REKONSTRUKSIONALISME
63.Filsafat Pendidikan dan Manusia
64.Filsafat Pendidikan dan Manusia
65,Pancasila secara Ontologi
66.Pancasila Secara Historis(filsafat)
67.Pancasila Seecara Etimologi
68.Hakikat Seorang Individu
69.Budaya Banten
70.Visi pemikiran Immanuel Kant
71.Kualifikasi Pendidikan secara Yuridis
72.Pragmatisme di dalam proses Pendidikan
73.Sejarah dalam Filsafatnya
74.Paradigma Sosial
75.Sumber pengetahuan Filsafat
76.Rasionalisme dan Empirisme
77.Kajian mengenai Idealisme
78.Kajian mengenai Naturalisme
79.kajian mengenai Imperialisme
80.Filsafat Terapan
81.Filsafat yang berlogika
82.Bahasa dan Filsafat Bahasa
83.Ranah pembahsan Filsafat
84.pandangan pesikologi guru
85.Takdir dan Filsafat
86.Ilmu dan Filsafat
87.Filsafat dan Penciptanya
88.4 Pertanyaan
89.Hati Dan Otak
90.Interaksi Antar Masyarakat(interaksi Sosial)
91.Filsafat Sumber Pengetahuan
92.Filsafat Ilmu Pengetahuan
93.Masyarakat Kota dan Desa
94.Filsafat konsep pendidikan Aktif
95.Dendam dalam kehidupan
96.Filosofi hidup dengan pemikiran
97.Filosofi Pikiran
98.Filsafat pendidikan dan Cinta
99.Filsafat Wujud Ibnu Sina
100.Konsep Psikologi Moral dalam beragama
101.Tekad Ber-Iman dalam Filsafat
102.Respon Dan kelemahan dalam Filsafat
103.Sains dan Spiritualis
104.Filosofi antar Tindakan Dan Hati
105.Perkembangan Moral dan Spiritual di sekolah
106.Zaman Klasik dalam Historis
107.Pandangan Quinton
108.Teori moralitas daan Spiritualitas
109.Guru Dan Filsafat pendidika
110.Filosofi lambang atau logo Banten
111.Pandangan absolutis dalam pengetahuan matematika
Sabtu, 17 September 2016
BIOGRAFI IMMANUEL KANT
Untuk tulisan
selanjutnya mengenai Filsafat saya akan membahas mengenai 4 persoalan mengenai
pertanyaan Immanuel kant mengenai kehidupan,sebelumnya saya akan menjabarkan
beberapa informasi mengenai Immanuel Kant terleih dahulu.
Biografi
Immanuel Kant - Filsuf Besar Jerman
Immanuel Kant
Lahir: 22 April 1724 Königsberg,
Kerajaan Prusia
Meninggal: 12 Februari
1804,Kerajaan Prusia
Kediaman: Kerajaan Prusia
Kebangsaan: Jerman
Era: Filsafat abad ke-18
Aliran: Kantianisme, Filsafat
Pencerahan
Gagasan penting: Imperatif Kategoris, Transendental Idealisme, Sintetik a priori, Ansichtslosigkeit · Sapere aude, Hipotesis nebula.
Immanuel Kant
dilahirkan pada tahun 1724 di Königsberg dari pasangan Johann Georg Kant,
seorang ahli pembuat baju zirah (baju besi), dan Anna Regina Kant. Setelah itu,
ayahnya kemudian dikenal sebagai ahli perdagangan, tetapi pada tahun 1730-1740
perdangangan di Königsberg mengalami kemerosotan. Hal ini memengaruhi bisnis
ayahnya dan membuat keluarga mereka hidup dalam kesulitan. Ibunya meninggal
pada saat Kant berumur 13 tahun, sedangkan ayah Kant meninggal saat dia berumur
hampir 22 tahun.
Kant menempuh pendidikan
dasar di Saint George's Hospital School, kemudian melanjutkan ke Collegium
Fredericianum, sebuah sekolah yang berpegang pada ajaran Pietist. Keluarga Kant
memang penganut agama Pietist, yaitu agama di Jerman yang mendasarkan
keyakinannya pada pengalaman religius dan studi kitab suci. Pada tahun 1740,
Kant menempuh pendidikan di University of Königsberg dan mempelajari tentang
filosofi, matematika, dan ilmu alam. Untuk meneruskan pendidikannya, dia
bekerja sebagai guru privat selama tujuh tahun dan pada masa itu, Kant
mempublikasikan beberapa naskah yang berkaitan dengan pertanyaan ilmiah. Pada
tahun 1755-1770, Kant bekerja sebagai dosen sambil terus mempublikasikan
beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam topik. Gelar profesor didapatkan
Kant di Königsberg pada tahun 1770.Immanuel Kant meninggal pada 12 Februari
1804 (umur 79) di Königsberg, Kerajaan Prusia.
Immanuel Kant adalah
seorang filsuf besar Jerman abad ke-18 yang memiliki pengaruh sangat luas bagi
dunia intelektual. Pengaruh pemikirannya merambah dari wacana metafisika hingga
etika politik dan dari estetika hingga teologi. Lebih dan itu, dalam wacana
etika ia juga mengembangkan model filsafat moral baru yang secara mendalam
mempengaruhi epistemologi selanjutnya.
Telaah atas pemikiran Kant
merupakan kajian yang cukup rumit, sedikitnya karena dua alasan. Pertama, Kant
membongkar seluruh filsafat sebelumnya dan membangunnya secara baru sama
sekali. Filsafatnya itu oleh Kant sendiri disebut Kritisisme untuk
melawankannya dengan Dogmatisme. Dalam karyanya berjudul Kritik der reinen
Vernunft (Kritik Akal Budi Murni, 1781/1787) Kant menanggapi, mengatasi, dan
membuat sintesa antara dua arus besar pemikiran modern, yakni Empirisme dan
Rasionalisme. Revolusi filsafat Kant ini seringkali diperbandingkan dengan
revolusi pandangan dunia Copernicus, yang mematahkan pandangan bahwa bumi
adalah datar.
Kedua, sumbangan Kant
bagi Etika. Dalam Metaphysik der Sitten (Metafisika Kesusilaan, 1797), Kant
membuat distingsi antara legalitas dan moralitas, serta membedakan antara sikap
moral yang berdasar pada suara hati (disebutnya otonomi) dan sikap moral yang
asal taat pada peraturan atau pada sesuatu yang berasal dan luar pribadi
(disebutnya heteronomi).
Kehidupan
awal
Immanuel Kant (lahir di
Königsberg, Kerajaan Prusia, 22 April 1724 – meninggal di Königsberg, Kerajaan
Prusia, 12 Februari 1804 pada umur 79 tahun). Kota itu sekarang bernama
Kaliningrat di Rusia. Dia berasal dari keluarga pengrajin yang sederhana.
Ketika Kant masih muda, usaha ayahnya bangkrut. Kehidupan meraka harus didukung
oleh keluarga besar orang tuanya. Kant penuh dengan kerendahan hati dan sangat
disiplin.
Immanuel Kant kemudian
menjadi guru besar untuk logika dan metafisika di Universitas Konisberg. Dia
secara rutin menyajikan kuliah tentang geografi fisik. Hal ini dilakukannya
sepanjang tahun sampai tahun 1796. Dalam pengantar kuliahnya, dia selalu
menegaskan tempat geografi dalam dunia ilmiah. Dia memberikan landasan falsafi
bagi geografi sebagai pengetahuan ilmiah.
Minat Kant dalam geografi
fisik tidak dir4ngsang oleh pengalamannya menghadapi alam di berbagai belahan
dunia tetapi muncul dari penyelidikan filsofis atas pengetahuan empiris. Bagi
Kant, geografi adalah ilmu empiris yang ingin menunjukkan alam sebagai suatu
sistem. Geografi, menurutnya merupakan ilmu tentang fenomena fisik dan budaya
yang tersusun dalam ruang bumi.
Pemikiran
Kant tentang Moral
Deontologi berasal dari
kata Yunani “deon” yang berarati apa yang harus dilakukan, kewajiban. Pemikiran
ini dikembangkan oleh filosof Jerman, Immanuel Kant (1724- 1804). Sistem etika
selama ini yang menekankan akibat sebagai ukuran keabsahan tindakan moral
dikritik habis-habisan oleh Kant. Kant memulai suatu pemikiran baru dalam
bidang etika dimana ia melihat tindakan manusia absah secara moral apabila
tindakan tersebut dilakukan berdasarkan kewajiban (duty) dan bukan akibat.
Menurut Kant, tindakan yang terkesan baik bisa bergeser secara moral apabila
dilakukan bukan berdasarkan rasa kewajiban melainkan pamrih yang dihasilkan.
Perbuatan dinilai baik apabila dia dilakukan semata-mata karena hormat terhadap
hukum moral, yaitu kewajiban.
Kant membedakan antara
imperatif kategoris dan imperatif hipotetis sebagai dua perintah moral yang
berbeda. Imperatif kategoris merupakan perintah tak bersyarat yang mewajibkan
begitu saja suatu tindakan moral sedangkan imperatif hipotesis selalu
mengikutsertakan struktur “jika.. maka.. “. Kant menganggap imperatif hipotetis
lemah secara moral karena yang baik direduksi pada akibatnya saja sehingga
manusia sebagai pelaku moral tidak otonom (manusia bertindak semata-mata
berdasarkan akibat perbuatannya saja). Otonomi manusia hanya dimungkinkan
apabila manusia bertindak sesuai dengan imperatif kategoris yang mewajibkan
tanpa syarat apapun. Perintah yang berbunyi “lakukanlah” (du sollst!).
Imperatif kategoris menjiwai semua perbuatan moral seperti janji harus ditepai,
barang pinjaman harus dikembalikan dan lain sebagainya. Imperatif kategoris
bersifat otonom (manusia menentukan dirinya sendiri) sedangkan imperati
hipotetis bersifat heteronom (manusia membiarkan diri ditentukan oleh faktor
dari luar seperti kecenderungan dan emosi).
Berkenaan dengan
pemikiran deontologinya, Kant mengemukakan duktum moralnya yang cukup terkenal:
“bertindaklah sehingga maxim (prinsip) dari kehendakmu dapat selalu, pada saat
yang sama, diberlakukan sebagai prinsip yang menciptakan hukum universal.
Contoh tindalah moral “jangan membunuh” adalah besar secara etis karena pada
saat yang sama dapat diunverasalisasikan menjadi prinsip umum, (berlaku untuk
semua orang dimana saja kapan saja).
Pemikiran
Etika Kant
Etika Immanuel Kant
(1724-1804) diawali dengan pernyataan bahwa satu-satunya hal baik yang tak
terbatasi dan tanpa pengecualian adalah “kehendak baik”. Sejauh orang berkehendak
baik maka orang itu baik, penilaian bahwa sesorang itu baik sama sekali tidak
tergantung pada hal-hal diluar dirinya, tak ada yang baik dalam dirinya sendiri
kecuali kehendak baik. Wujud dari kehendak baik yang dimiliki seseorang adalah
bahwa ia mau menjalankan Kewajiban. Setiap tindakan yang kita lakukan adalah
untuk menjalankan kewajiban sebagai hukum batin yang kita taati, tindakan
itulah yang mencapai moralitas, demikian menurut Kant. Kewajiban menurutnya
adalah keharusan tindakan demi hormat terhadap hukum, tidak peduli apakah itu
membuat kita nyaman atau tidak, senang atau tidak, cocok atau tidak, pokoknya
aku wajib menaatinya. Ketaatanku ini muncul dari sikap batinku yang merupakan
wujud dari kehendak baik yang ada didalam diriku. Menurut Kant ada tiga
kemungkinan seseorang menjalankan kewajibannya, Pertama, ia memenuhi kewajiban
karena hal itu menguntungkannya. Kedua, Ia memenuhi kewajibannya karena ia
terdorong dari perasaan yang ada didalam hatinya, misalnya rasa kasihan.
Ketiga, Ia memenuhi kewajibannya kerena kewajibannya tersebut, karena memang ia
mau memenuhi kewajibannya. Tindakan yang terakhir inilah yang menurut Kant
merupakan tindakan yang mencapai moralitas. Lalu Kant membedakan dua hal antara
Legalitas dan Moralitas. Legalitas adalah pemenuhan kewajiban yang didorong
oleh kepentingan sendiri atau oleh dorongan emosional.
Sedang Moralitas adalah
Pemenuhan kewajiban yang didorong oleh keinginan memenuhi kewajiban yang muncul
dari kehendak baik dari dalam diri. Selanjutnya Kant menjabarkan kriteria
kewajiban moral, landasan epistemologinya bahwa tindakan moral manusia
merupakan apriori akal budi praktis murni yang mana sesuatu yang menjadi
kewajiban kita tidak didasarkan pada realitas empiris, tidak berdasarkan
perasaan, isi atau tujuan dari tindakan. Kriteria kewajiban moral ini menurut
Kant adalah Imperatif Kategoris. Perintah Mutlak demikian istilah lain dari
Imperatif Kategoris, ia berlaku umum selalu dan dimana-mana, bersifat universal
dan tidak berhubungan dengan tujuan yang mau dicapai. Dalam arti ini perintah
yang dimaksudkan adalah perintah yang rasional yang merupakan keharusan
obyektif, bukan sesuatu yang berlawanan dengan kodrat manusia, misalnya “kamu
wajib terbang !”, bukan juga paksaan, melainkan melewati pertimbangan yang membuat
kita menaatinya. Ada tiga Rumusan Imperatif kategoris menurut Kant, Pertama, “
Bertindaklah semata-mata menurut menurut maksim yang dapat sekaligus kau
kehendaki menjadi hukum umum”.
Kata Maksim artinya
adalah prinsip subyektif dalam melakukan tindakan. Maksim ini yang kemudian
menjadi dasar penilaian moral terhadap tindakan seseorang, apakah tindakan
moral yang berdasarkan maksimku dapat diuniversalisasikan, diterima oleh orang
lain dan menjadi hukum umum?. Prinsip penguniversalisasian ini adalah ciri hakiki
dari kewajiban moral. Rumusan kedua adalah “Bertindaklah sedemikian rupa
sehingga engkau memperlakukan manusia entah didalam personmu atau didalam
person orang lain sekaligus sebagai tujuan pada dirinya sendiri bukan
semata-mata sebagai sarana belaka”. Maksudnya bahwa segala tindakan moral dan
kewajiban harus menjunjung tinggi penghormatan terhadap person. Dua rumusan
diatas tidak dapat berlaku jika tidak ada rumusan yang ketiga ini yaitu otonomi
kehendak, tanpa otonomi kehendak, manusia tidak dapat bertindak sesuai dengan
rumusan Imperatif Kategoris. Moralitas menurut Kant merupakan implikasi dari
tiga Postulat antara lain; Kebebasan kehendak manusia, immortalitas jiwa dan
Eksistensi Allah. Kehendak bebas manusia merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal
karena terimplikasi langsung dalam kesadaran moral. Immortalitas jiwa
menyatakan bahwa kebahagiaan tertinggi manusia tidak munggkin dicapai didunia
tapi dikehidupan nanti. Dan Keberadaan Allah yang menjamin bahwa pelaksanaan
kewajiban moral manusia akan merasakan ganjarannya dikemudian hari berupa
kebahagiaan sejati. Ketiganya itu disebut Kant sebagai “Postulat” yaitu suatu
kenyataan yang sungguh ada dan harus diterima, dan tidak perlu dibuktikan
secara teoritis, ini merupakan hasil penyimpulan akal budi praktis atas moral
manusia.
Daftar
karya
1755: Allgemeine Naturgeschichte und
Theorie des Himmels
1755: meditationum quaerandam de igne
saccincta delinetatio
1755: Neue Erhellung der ersten
Grundsätze metaphysischer Erkenntnisse
1756: Physische Monadologie
1756: Neue Anmerkungen zur Erläuterung
der Theorie der Winde
1762: Die falsche Spitzfindigkeit der
vier syllogistischen Figuren
1763: Versuch, den Begriff der negativen
Größen in der Weltweisheit einzuführen
1763: Untersuchung über die Deutlichkeit
der Grundsätze der natürlichen Theologie und Moral
1763: Der einzige mögliche Beweisgrund
zu einer Demonstration für das Dasein Gottes
1764: Beobachtungen über das Gefühl des
Schönen und Erhabenen
1764: Über die Krankheit des Kopfes
1766: Träume eines Geistersehers
erläutert durch Träume der Metaphysik. (Über Emanuel Swedenborg)
1770: Über die Form und die Prinzipien
der sinnlichen und intelligiblen Welt. (De mundi sensibilis atque
intelligibillis forma et principiis.)
1775: Über die verschiedenen Rassen der
Menschen
1781: 1. Auflage der Kritik der reinen
Vernunft
1783: Prolegomena zu einer jeden
künftigen Metaphysik, die als Wissenschaft wird auftreten können
1784: Idee zu einer allgemeinen
Geschichte in weltbürgerlicher Absicht
1784: Beantwortung der Frage: Was ist
Aufklärung
1785: Grundlegung der Metaphysik der
Sitten
1786: Metaphysische Anfangsgründe der
Naturwissenschaft
1786: Mutmaßlicher Anfang der
Menschengeschichte
1787: Kritik der reinen Vernunft 2.,
stark erweiterte Auflage
1788: Kritik der praktischen Vernunft
1790: Kritik der Urteilskraft
1793: Die Religion innerhalb der Grenzen
der bloßen Vernunft
1793: Über den Gemeinspruch: Das mag in
der Theorie richtig sein, taugt aber nicht für die Praxis
1794: Das Ende aller Dinge
1795: Zum ewigen Frieden
1797: Die Metaphysik der Sitten
1798: Der Streit der Fakultäten
1798: Anthropologie in pragmatischer
Hinsicht abgefasst
Sumber:
FILSAFAT
Untuk
mengawali aktifitas yang akan saya lakukan dalam halaman blog ini saya Atas
nama Rahmawati Intan Sopiyani mengucap salam dan maaf sedalam-dalamnya apabila
dalam penulisan blog ini terdapat kesalahan dan menyinggung pihak-pihak
tertentu.Blog ini saya buat untuk menulis beberapa pemikiran saya mengenai
Filsafat,untuk mengawali Halaman ini saya akan menjabarkan sedikit mengenai
pengertian Filsafat menurut beberapa ahli.
1.Plato(427SM-347SM).
Filsafat adalah pengetahuan
tentang segala sesuatu yang ada.Hal ini bermakna bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang memiliki tujuan menggapai kebenaran yang asli.
2.Al-Farabi(950M).
Filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat
yang sebenarnya.
3.Immanuel
Kant(1724-1804).
Filasafat
adalah ilmu pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang mencakup beberapa
persoalan yaitu: 1.Apa yang dapat kita ketahui? 2.apakah yang dapat kita
kerjakan? 3.sampai di manakah penghargaan kita? 4.Apa manusia itu?
Maka saya
simpulkan bahwa Filsafat adalah ilmu istimewa yang terbentuk atas dasar
pemikiran seseorang atau sekelompok orang mengenai sebuah permasalahan dalam
kehidupan bersosial sedalam-dalamnya
dengan menggunakan akal dan fikiran atau rasio yang memiliki hakikat untuk
mendapatkan tujuan dalam kehidupan yang sebaik-baiknya.
Filsafat
merupakan sebuah ilmu istimewa yang dapat di jadikan sebuah solusi dalam
permasalahan social yang muncul dalam bermasyarakan hal ini di lakukan guna mendapatkan solusi dari masalah yang
timbul dalam masyarakat yang sebenar-benarnya dan atas pemikiran yang
berdasarkan rasio yang bertujuan menjadikan kehidupan yang sebaik-baiknya.
Langganan:
Postingan (Atom)