Senin, 26 Desember 2016

Hakikat Perkembangan peserta didik

Teori-Teori Tentang Hakikat Perkembangan Peserta Didik 

Berikut dijelaskan beberapa teori psikologi tentang hakikat manusia tersebut, terutama dikaitkan dengan perkembangan psikologi anak didik.
1.     Teori Psikodinamika
Teori psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat dan perkembangan tingkah laku atau kepribadian manusia. Teori ini dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939). Model psikodinamika yang diajukan Freud disebut teori psikoanalistis (psychoanalytic theori). Menurut teori ini, tingkah laku manusia merupakan hasil tenaga yang beroperasi didalam pikiran, yang sering tanpa disadari oleh individu. 
2.     Teori Behavioristik
Teori behavioristik adalah sebuah aliran dalam pembahasan tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh Jhon B. Watson (1878-1958), seorang ahli psokologi Amerika, pada tahun 1930, sebagai reaksi atas teori psikodinamika. Watson dan teoristik behavioristik lainnya, seperti Skinner (1904-1990), meyakini bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh limgkungan / stiuasional.
3.     Teori Humanistik
Teori humanistik muncul pada pertengahan abad ke-20 sebagai reaksi terhadap teori psikodinamika dan behavioristik. Para teoritikus humanistik, seperti Carl Rogers (1902-1987) dan Abraham Maslow (1908-1970) meyakini bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan sebagai hasil dari konflik-konflik yang tidak diasadari maupun sebagai hasil pengondisian (Conditioning) yang sederhana.
4.     Teori Psikologi Transpersonal
Teori psikologi transpersonal merupakan pengembangan psikologi humanistik aliran psikologi ini disebut aliran keempat psikologi. S.I. Shapiro dan Denise H. Lojoie (1992) menggambarkan psikologi transpersonal sebagai transpersonal psychology is concerted with teh study of humanisty highest potential, and with the recognition understanding, and realization of unitive, spiritual, and transcendent states of consciousness.
5.     Teori Nativisme (Teori Yang Berorientasi Pada Biologi)
Tokoh utama aliran nativisme adalah Arthur Schopenhaur dari Jerman (1788-1860). Tokoh lain seperti J.J. Rousseau, seorang ahli filsafat dan pendidikan dari Perancis. Kedua tokoh ini berpendapat betapa pentingnya inti privasi atau jati diri manusia. Meskipun dalam keadaan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orangtuanya (secara fisik) dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orangtuanya. Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan. Masih banyak faktor yang dapat memengaruhi pembentukan dan perkembangan anak dalam menuju kedewasaan.
Teori nativisme mengemukakan bahwa anak yang lahir telah dilengkapi pembawaan bakat alami, dan pembawaan inilah yang akan menentukan wujud kepribadian seorang anak. Pengaruh lain dari luar tidak akan mampu mengubah pembawaan anak. Dengan demikian, maka pendidikan bagi anak akan sia-sia dan tidak perlu dihiraukan.
6.     Teori Empirisme (Teori Lingkungan)
Aliran empirisme bertentangan dengan paham aliran nativisme. Empirisme , tidak mengakui adanya pembawaan atau potensinya dibawah lahir manusia. Dengan kata lain, bahwa anak manusia itu lahir dalam keadaan suci dalam pengertian anak bersih tidak membawa apa-apa. Karena itu, alira ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor lingkungan.
7.     Teori Konvergensi
Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju suatu titik pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting.
Ketika aliran-aliran pendidikan, yakni nativisme, empirisme, dan konvergensi, dikaitkan dengan teori belajar mengajar kelihatan bahwa kedua akiran yang telah disebutkan mempunyai kelemahan. Adapun kelemahan yang dimaksudkan adalah sifatnya yang ekslusif dengan cirinya ekstrem berat sebelah. Sedangkan aliran yang terakhir (konvergensi) pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang seorang peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh-kembang itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar