Senin, 26 Desember 2016

Filsafat Pendidikan dan Manusia


1. PENDIDIKAN HANYA UNTUK MANUSIA
Manusia sebagai animal educandum, secara bahasa berarti bahwa manusia merupakan penelitian hewanbyang harus didik dan mendapat pendidikan.

A. Manusia dan Hewan
Manusia dan hewan memiliki beberapa persamaan mulai dari perilaku maupun struktur fisiknya. Secara fisik, manusia dengan hewan, khususnya hewan menyusui dan bertulang belakang (Vertebrata), memiliki perlengkapan tubuh yang secara prinsipil tidak memiliki perbedaan. Perilaku hewan seluruhnya dikendalikan oleh insting. Begitu pula pada manusia peranan insting akan diganti oleh kemampuan akal budinya yang tidak dimiliki oleh hewan. 

Manusia memiliki kata hati nurani yaitu kemampuan manusia untuk membedakan antara nilai baik dan nilai buruk. Kemaampuan inilah yang menyebabkan bahwa manusia dapat didik. Pendidikan pada hakikatnya akan beeusaha untuk mengubah perilaku. Namun tidak semua perilaku dapat tersentuh oleh pendidikan. Dalam hal ini Prof. Khonstam (Sikun Pribadi 2014) mengemukakan beberapa lapisan perilaku dari makhluk yang hidup di jagat raya ini.

Perilaku anargonis yaitu suatu gerakan yang terjadi pada benda-benda mati, tidak bernyawa.

Perilaku nabati yaitu perilaku yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan.

Perilaku hewanj yaitu perilaku yang lebih tinggi derjatnya dari perilaku nabati.

Perilaku insani merupakan perilaku yang dimilki oleh manusia yang memiliki kemauan untuk menguasai hawa nafsunya, memiliki kesadaran diri dan membutuhkan orang lain untuk hidup bersama-sama.

Perilaku mutlak, perilaku ini hanya ada pada diri manusia karena  manusia dappat menghayati pada saat berkomunikasi dengan Tuhan Yang  Maha Kuasa sebagai pencipta alam semesta.

B. Mengapa manusia harus didik
Pendidikan memerlukan waktu yang cukup lama. Untuk mengarungi kehidypan menuju kedewasaan, manussia perlu dipersiapkan melalui pendidikan yang diwariskan oleh orang tua atau generasi tua.  Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

Manusia merupakan makhluk yang harus dididik, karena manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, lahir tidak langsung dewasa. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan sesamanya. Ada dua dasar yang mendasari manusia harus dididik atau mendidik.

1) Dasar Biologis
Pendidikan adalah perlu karena anak manusia dilahirkan tidak berdaya

Anak manusia tidak dilengkapi insting
yang sempurna untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi lingkungan.

Anak manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan untuk dapat secara tepat
berhubungan dengan lingkungan secara Konstuktif.

Awal pendidikan terjadi setelah anak manusoa mencapai penyesuaian jasmani (anak dapat berjalan sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakan tangan sendiri).

2) Dasar sosio-Antropologi
Setiap anggota masyaraakt perlu menguasai budaya kelompoknya yang berupa warisan sosial atau budaya.

Masyarakat menginginkan kehidypan yang beradab.

C. Manusia sebagai Makhluk yang Dapat dididik

Manusia merupakan makhluk yang dapat dididik, memungkinkan untuk memeperoleh pendidikan . Pendidikan pada hakikatnya akana berusaha untuk mengubah perilaku. Tetapi perilaku mana yang dapat terjangkau oleh pendidikan, karena hewan pun adalah makhluk yang perilaku. Tetapi perilaku yang dapat terjangkau oleh pendidikan, karena hewan pun adalah makhluk yang berperilaku. “MANUSIA DAPAT MENJADI MANUSIA HANYA MELALUI PENDIDIKAN”, DEMIKIAN KESIMPULAN IMMANUEL KANT DALAM TEORI PENDIDIKANNYA (HENDERSON, 1959). PERNYATAAN TERSEBUT SEJALAN DENGAN HASIL STUDI M.J LANGEVELD YANG MEMBERIKAN IDENTITAS KEPADAANUSIA DENGAN SEBUTAN “ANIMAL EDUCANDUM”  ATAUBHEWAN YANG PERLU DIDIDIK DAN MENDIDIK (M.J. LANGEVELD, 1980).


2. MANUSIA DALAM KONDISI MEMERLUKAN BANTUAN
Anak manusia untuk bisa menjadi manusia yang mandiri, membutuhkan suatu proses yang lama dan tidak akan dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain untuk mencapainya. Karena itu anak manusia memerlukan bantuan orang lain yang berada di sekitarnya 
A. Manusia Lahir Tidak Berdaya
1) Manusia memiliki kelebihan
Manusia seringkali dibandingkan dengan hewan, pada umumnya dalam membandingkan itu ditunjukkan dali kelebihan manusia di atas hewan. Kehidupan manusia jauh lebih pesat, sehingga jarak kehidupan manusia dengan kehidapan hewan bukan untuk dibandingkan.

2) Manusia Belum Dapat Menolong Dirinya Sendiri
Manusia ketika dilahirkan belum bisa menolong dirinya sendiri. Dengan kata lain “ manusia berada dalam keadaan perlu bantuan”, dan bantuan harus datang dari pihak lain. Tanpa bantuan dari pihak lain, manusia tidak mungkin melangsungkan hidupnya.
3) Manusia dilahirkan dalam Lingkungan Manusiawi
Manusia dilahirkan dalam lingkungan manusiawi yabg bertanggung jawab, yang berperasaan, bermoral dan yang sosial. Keadaan anak manusia yang perlu bantuan itu menggugah dan mengundang kasih sayang bagi orang dewasa khususnya orang tuanya.
B. Dunia Masih sebagai Dunia Terbuka
1) Manusia belum Siap menghadapi Kehidupan
Anak manusia dilahirkan dalam keadaan yang belum siap menghadapi kehidupan. Karena itu, ia harus dibekali dan mempersiapkan diri dalam mencari suatu cara yangbkhas bagi dia dalam melaksanakan kehidupan yang akan dijalaninya.
2) Manusia mampu mengguanakn alat
Melalui anggota tubuhnya manusia menemukan kemungkinan dan kemampuan untuk menggunakan alat. Kemampuan ini membuka corak dan dimensi yang secara pronsipil berlainan dengan hewan .
3) Manusia sebagai Makhluk yang Perlu Dididik
Dengan menggunakan peristilahan dari Bloom, masalah nilai-nilai kemanusiaan tidak hanya bergerak di bisang kognitif dan psikomotor, akan tetapi juga dalam perealisasiannya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab harus sampai menjangkau bidang afektif , atau kalau digunakan peristilahan dengan “pengajaran” saja belum cukup untuk membuat seseorang bertindak susila. Untik itu perlu “pendidikan” yang mencakup keseluruhan pribadi manusia, mencakup pengetahuan, nilai, keterampilan, emosi dan spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar