Minggu, 09 Oktober 2016

Apakah yang dapat kita ketahui?

Apakah yang dapat kita ketahui??
di zaman serba mudah ini seluruh hal yang ingin diketahui oleh seseorang dapat di akses dengan mudah,hal ini membuktikan dan menjawab bahwa semua hal yang ingin di ketahui oleh seseorang tidak terbatas kecuali hal yang sudah di takdirkan oleh pencipta Alam yaitu kelahiran,jodoh,rezeki dan kematian, dapat di tarik kesimpulan selain 4 hal tersebut seseorang dapat dengan mudah mengetahui sebuah hal sepeeti pengetahuan.
Orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Pengetahuan tidak lain dari hasil tahu. Tahu menghasilkan pengetahuan. Pengakuan sesuatu terhadap sesuatu disebut keputusan. Orang yang tidak tahu tidak dapat mengadakan putusan. Kekuatan putusan terletak pada kepastian.  Orang yang tahu adalah orang yang sadar. Kesadaran mutlak bagi pengetahuan, karena orang yang tak sadar adalah orang yang tidak tahu. Tidak sadar akan dirinya sama dengan tidak tahu akan dirinya.Dengan kata lain, putusan merupakan cetusan daripada pengetahuan. Dasar pengakuan disebut subyek dan yang diakui oleh subyek disebut predikat. Sebuah keputusan tidak selalu tercetus dengan kata-kata tetapi tersesapi dalam hati.
Ada Pengetahuan khusus dan pengetahuan umum. Pengetahuan khusus hanya mengenai yang satu saja. Contoh: “segitiga itu lancip” hanya berlaku hanya utnuk segitiga itu saja.
Pengetahuan umum berlaku untuk seluruh macam dan masing-masing dalam macamnya. Contoh putusan: “segitiga itu jumlah sudutnya 180
Berlaku bukan hanya segitiga tertentu tetapi untuk seluruh segitiga.
Harus dicatat bahwa pengetahuan umum ini agak aneh, karena yang bersentuhan langsung dengan manusia adalah yang khusus.
KEBENARAN:
Pengetahuan yang tidak sesuai dengan obyeknya adalah pengetahuan yang salah. Sebaliknya, pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya adalah pengetahuan yang benar. Jadi kebenaran adalah kesesuaian antara tahu/pengetahuan dan obyek. Kebenaran disebut juga obyektivitas. Jadi pengetahuan benar adalah pengetahuan obyektif/logis.
KEPASTIAN-KEYKINAN:
Bila manusia berkeyakinan ada cukup alasan bahwa pengetahuannya sesuai dengan obyekya, maka ia mempunyai kepastian.  Tidak Ada keraguan dan memiliki cukup bukti  tentang obyeknya. Mencapai kepastian yang mengandung kebenaran amat memuaskan disebut berkeyakinan. Keyakinan tidak selalu mengandung kebenaran logis. Keyakinan menunjuk sikap manusia yang tahu bahwa pengetahuannya benar. Contoh: sudah lama orang berkeyakinan bahwa matahari dan bintanglah  yang mengedari bumi.
SANGSI:
Harus dibedalan antara sangsi dan ragu-ragu. Sangsi adalah sikap mental terhadap kebenaran, terhadap suatu pengetahuan  yang belum dapat diyakini kebenarannya.. Sangsi mendorong orang untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.  Ragu-ragu berarti tidak berani  mengadakan suatu putusan untuk bertindak. Ragu-ragu melemahkan motivasi untuk penyelidikan/penelitian.
  KEPERCAYAAN:
Kepercayaan adalah menerima kebenaran demi kewibawaan, sikap mental atas dasar kepastian bahwa ada kebenaran tetapi kebenaran yang diselidiki sendiri.
Obyek forma filsafat adalah mencari sebab yang sedalam-dalamnya. Alat dan kemampuan berfikir filsafat adalah pikiran atau budi, atau kodrat manusia yang berbudi. Adakah alat penerangan lain kecuali pikiran atau budi?. Ada, yang dalam agama disebut wahyu.  Agama menurut filsafat adalahkeseluruhan pendapat tentang Tuhan, dunia, hidup dan mati, tingkah laku serta baik buruknya yang berlandaskan wahyu. Sedangkan Wahyu adalah penerangan Tuhan secara istimewa kepada manusia, entah langsung atau tidak langsung (melalui wakil atau manusia). Kebenaran wahyu karena difirmankan Tuhan, bukan dicapai melaui ilmu, pikiran/budi. Manusia percaya kepada Tuhan. Itulah sebabnya agama sering disebut/dinamai kepercayaan. Dengan daya insaninya manusia merenungkan yang bukan alamiah dan manusiawi tetapi yang Ilahi karena wahyu Tuhan.  Segala sesuatu yang diwahyukan adalah benar dan kebenaran. Usaha manusia untuk merenungkan kebenaran yang diwahyukan dalam agama disebut Theologia. Jadi agama juga diilmukan.  Pengetahuan filsafat tentang Tuhan yang dipahami melalui akal budi disebut Pengetahuan Kodrati; sedangkan pengetahuan filsafat yang diterima dari wahyu Tuhan dan diatas kodrati disebut Pengetahuan Adikodrati. Hubungan Filsafat dan Teologi adalah bagaikan perahu dan mercu suar. Perahu mempunyai kemudi menuju pelabuhan yang ditunjukkan oleh mercu suar (sebagai penunjuk kebenaran). Mercu suar hanya menunjuk, bukan mengemudikan. Perahu dan kemudi itu yang harus berusaha sendiri menuju tujuan. Agama difilsafatkan: ditinjau dari ilmu filsafat. Filsafat diilmukan: bermacam ilmu yang obyeknya agama (psikoligi agama, sosiologi Agama, fenomenologi agama). Kalau orang berfilsafat dengan dasar kebenaran agama dan agama dijadikan alat pembuktiannya, maka aliran itu disebut Dogmatis (dogma:ajaran agama).
Karena semua pengetahuan bertujuan untuk mencapai kebenaran, maka dalam prinsip tidak akan terjadi konflik antara ilmu, filsafat dan teologi. Masing-masing harus tahu benar jalan pembuktiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar